,

Toyota Corona RT100 Deluxe 1976

Pak De Bei pernah memiliki 1 unit Toyota Corona RT100 Deluxe lansiran 1976 berkondisi serba original dan sangat terawat, yang kemudian sekitar tahun 2012 silam sempat berpindah tangan kepemililikannya. Untungnya, Toyota Corona RT100 Deluxe berkelir hijau muda (apple green) ini hanya berpindah tangan ke salah satu teman Pak De Bei yang tinggal di Bandung, Jawa Barat dan kebetulan juga sesama penghobi mobil tua. Alasannya, ketika itu teman Pak De Bei itu sangat terkesan dengan karpet interior Toyota Corona RT100 Deluxe ini yang masih original dan sangat terawat. Lagian ketika itupun Pak De Bei tengah membutuhkan biaya demi menyambut Hari Raya Idul Fitri 2012.



Nah…pepatah “jika jodoh tak akan lari kemana” tadi seolah-olah langsung menjadi kenyataan ketika beberapa minggu lalu, Toyota Corona RT100 Deluxe bertransmisi manual ini akhirnya bisa kembali ke pangkuan Pak De Bei. Namun sayangnya kondisi Toyota Corona RT100 Deluxe ini sudah tidak lagi seoriginal sebelumnya. Tercatat ada beberapa penambahan dan perbaikan di tubuh Toyota Corona RT100 Deluxe ini.





“Saat menjelang Hari Raya Idul Fitri 2012 lalu, mobil ini sempat saya lepas ke rekan sesama penggemar mobil antik. Tapi tak disangka dan tak diduga menjelang Lebaran 2015 ini, Corona ini akhirnya bisa kembali ke garasi saya. Bedanya sekarang kondisinya sudah tidak 100 persen original standart pabrik,”







Pada eksteriornya, Pak De Bei menambahkan semacam side marker tempo dulu berbentuk tiang kecil. Side marker ini sengaja ditambahkan pada bagian depan-kiri demi menonjolkan kesan jadul pada tubuh Toyota Corona RT100 Deluxe berpintu 4 ini.







Terlebih lagi lampu-lampu, emblem-emblem, dan spion model tanduk asli bawaan mobil masih melekat diatas fender depan. Kontan saja nuansa retro atau jadul semakin terlihat jelas. Spion jenis ini lazim terlihat pada mobil-mobil yang diproduksi era 1970-an hingga 1980-an.





Perubahan juga terjadi pada sektor interior. Setir kemudi yang awalnya masih terasa berat diputar, kini sudah enteng digerakkan lantaran oleh pemilik sebelumnya, sistem kemudi Toyota Corona RT100 Deluxe ini sudah mengadopsikan piranti power steering.







Bagian kabin depan dekat tuas perseneling yang awalnya tampak kosong melompong, kini sudah terisi oleh konsol boks dan headunit yang merupakan aksesoris optional untuk Toyota Corona RT100 Deluxe pada masanya.





Tapi kalau dilihat secara keseluruhan, interior Toyota Corona RT100 Deluxe ini bisa dikatakan hampir seluruhnya masih original bawaan pabrik. Tengok saja panel-panel dan indikator-indikator pada dashboard, doortrim, plafon, hingga asbak bagi penumpang belakang yang terletak pada bagian belakang jok depan. Tak terkecuali sektor bagasi yang masih dilengkapi ban cadangan, kunci-kunci, dan dongkrak asli.





“Bedanya sekarang interiornya sudah ditambah power steering oleh kakak rekan saya di Bandung. Tetapi penambahan itu ada untungnya juga. Karena paska stroke ini saya ingin punya mobil yang enteng kemudinya untuk dinikmati. Hehehehe….,” jelas pria ramah yang tinggal di seputaran Bumi Serpong Damai ini.





Sementara untuk mesinnya, secara jujur Pak De Bei menginformasikan bahwa sumber tenaga Toyota Corona RT100 Deluxe ini belum pernah mengalami perombakan atau yang biasa disebut ‘turun mesin’. Tapi yang namanya penggantian beberapa ‘moving parts’ sudah pasti terjadi.





Lantas supaya tampilan ruang mesin terlihat lebih segar dan sesuai dengan apa yang tertera pada brosur resmi Toyota Corona RT100 Deluxe, Pak De Bei mengganti tabung reservoir berikut dengan cairannya dengan yang baru dan pastinya original. Kebetulan Pak De Bei memiliki stok barangnya.





Sebagai pelengkap, velg asli yang tadinya terlihat ‘telanjang’, kini sudah dilengkapi dengan dop original khusus Toyota Corona RT100 Deluxe. Lengkap juga dengan wheel hub model baling-baling yang mirip seperti yang digunakan pada mobil tempo dulu.





“Wheel hub baling-baling ini sengaja saya pasangi karena saya mau bagian velg-nya mobil ini terlihat mirip seperti velg Corona punya bapak saya. Waktu itu saya masih anak-anak,” ujar Pak De Bei seraya mengakhiri sesi wawancara.