Dimensi yang kompak sebagai city car memang menjadi basic dari Brio, tapi Honda tak begitu saja melepas Brio untuk melawan para rivalnya. Kesan sporty dan nuansa stylish didukung dengan performa yang mempuni patut untuk diperhitungkan, meski tetap ada beberapa sela kekuranganya.
Penasaran !! simak aja ulasan ringanya ...
Desain
Secara desain, bisa di bilang Brio memiliki tampang yang benar-benar fresh ketimbang para kompetitornya. Konsep double triangle yang mengabungkan segitiga dinamis di bagian depan dan belakang yang juga diterapkan oleh saudaranya, Honda Jazz dan Freed turut diusung oleh Brio.
Kesan sporty cukup tertanam pada bagian bonnet depan dengan desain unik dua garis melengkung yang kemudian ditimpal dengan lapisan chrome pada grille hexagonal.
Masuk keburitan, Honda melengkapi Brio dengan kaca lebar yang keseluruhanya telah menggunakan green glass dan juga berguna sebagai pintu bagasi. Hmmm ... bila diperhatikan model ini seperti pada model kendaraan honda di era 90-an, Civic Wonder. Segi keuntungannya adalah visibilitas dari dalam kabin tentu lebih leluasa dan memberikan unsur keunikan tersendiri, namun minusnya apakan cukup kuat untuk menahan getaran.
Tatanan tampilan belakang dari si mungil Brio juga didesain secara stylish dengan adanya stop lamp Eye-Catching stop lamp dan LED high mount stop lamp, tailgate spoiler, dan luxurious rear garnish. Sedangkan untuk menunjang itu semua juga turut disematkan pelek berdimensi 14".
Sektor kabin si mungil ternyata membuat saya kaget. Pasalnya dengan dimensi yang mungil, Brio mampu menepis itu semua ketika masuk ke dalam sektor kabinnya. Ruang kokpit berbentuk simetris yang berpusat pada stylish meter cluster dengan MIL dan dilengkapi Eco indicator.
Meski begitu desain dashboard terlihat biasa saja hampir tak ada yang special. Konsep efesien dan impresif dimana mengungulkan kenyamanan ruang kaki sangat diterapkan cukup baik pada Brio, sehingga memberikan efek seakan tak membawa sebuah city car yang kecil saat mengendarainya bagi saya pribadi. Fitur neck shock mitigation seat pada jok pengendara dan penumpang depan juga bisa dibilang cukup nyaman dan memberikan kesan sporty dibagian kabin.
Jati dirinya sebagai kendaraan perkotaan dengan konsep yang small, tak membuat Honda lupa untuk memberikan ruang bawaan alias bagasi. Meski ruang bagasi disinyalir tak sebesar seperti beberapa kopetitornya namun Honda mencoba mengakalinya dengan mengambil konsep Multifunction Cargo dimana kursi belakang dapat dilipat dan dapat memuat barang seperti; koper besar, dua buah tas jinjing, dua buah tas golf ukuran 9”, dan sepeda lipat. Tapi bila dilihat dari fugsinya, hal ini cukup wajar, mengingat peruntukan kendaran city car memang lebih banyak digunakan dalam aktivitas perkotaan yang tak menuntut banyak barang bawaan.
Performa
Kecil-kecil mengemaskan, begitu kesan saya ketika menjajal habis Brio beberapa waktu lalu. Hadir dengan memboyong mesin 1.3L SOHC i-VTEC yang didukung dengan transmisi 5 percepatan otomatis membuat Brio mampu menghasilkan tenaga maksimum sebesar 100 PS pada 6,000 rpm dan torsi 13 kg.m/4.800. Hal ini lah yang patutu membuat Brio menjadi pertimbangan bila bicara soal performa dari sebuah city car.Tak bermaksud melebihkan atau mengurangi, tapi setelah menjajal sendiri varian Brio tipe E dengan transmisi otomatis memang cukup membuat saya sedikti kagum. Putaran bawahanya cukup responsif, bahkan saat digeber habis dari titik 0 sampai dengan 100 cukp mudah diraih oleh Brio. Kurang puas, anda bisa pindahkan tuas transmisi pada posisi S, dan rasakan sendiri respon tenaga yang mampu diberikan Brio.
Kekaguman lain datang dari segi handling dan kelincahannya sebagai sebuah city car. Bisa dibilang Honda tak hanya menjual tampang stylish pada Brio tapi melengkapinya dengan sebuah fungsi dari mobil yang dirancang untuk digunakan dalam perkotaan. Enteng dan fun to drive itulah sensasi yang ditimbulkan ketika melewati jalur kemacetan kota Bandung beberapa waktu lalu. Adanya beragam fitur seperti, EPS, shift logic control untuk perpindahan transmisi secara komputerisasi dan terintegrasi dengan grade logic control yang mengatur perpindahan transmisi berdasarkan medan jalan yang dilalalui serta tilt steering wheel cukup baik diadopsi oleh Brio.
Bahkan tak hanya dibuktikan dalam kemacetan perkotaan, seakan tak puas maka untuk lebih menguji sisi handling, performa dan juga kaki-kakinya, Brio pun turut disiksa habis dalam sebuah sesi acara dimana para pesertanya dipersilakan untuk melakukan manuver zig-zag layaknya slalom dan putaran 180 hingga 360 derajat yang kali ini menggunakan Brio bertransmisi manual. Lagi-lagi, Honda mampu membuktikan handling Brio yang cukup smooth untuk dikendarai, radius putar minimum yang hanya 4,5m ternyata cukup membuat Brio sangat lincah, bahkan kaki-kaki yang telah dilengkapi oleh suspensi McPherson Strut dan H-Shape Torsion Beam di bagian belakang juga tetap membuat si baby Jazz ini tetap stabil. Dan hal ini benar-benar dilakukan dalam kondisi standar tanpa adanya ubahan apapun.
Performa bandel dan handling yang lincah dari Honda Brio ternyata turut ditopang dengan tingkat konsumsi bahan bakar yang cukup baik. Saya pribadi mencatat perjalanan dengan Brio dari Jakarta menuju Bandung dengan kondisi jalan yang tak begitu ramai mendapat angka rata-rata berkisar 15.9 - 16.2 dengan posisi berkendara dari yang kalem sampai sedikit agresif. Satu lagi, adanya fitur Eco Indicator pada spidometer ternyata cukup membantu dalam pencapaian tingkat efesiensi bahan bakar yang baik.
Comfort
Bicara soal kenyamanan dari sebuah city car memang tak senyaman dengan jenis kendaraan lainya. Dari segi posisi berkendara dan ruas kaki di bagian depan, Brio memang dapat mengakomodirnya dengan baik, tapi sangat kurang untuk dibaris kedua dengan kondisi penumpang dewasa yang memiliki tinggi rata-rata sekitar 165-170 cm. Karena penumpang pasti akan sedikit pegal untuk menekuk kakinya, terlebih ketika menempuh perjalanan jauh atau terlalu lama didalam kabin.
Unsur visibilitas yang diterapkan Honda Brio cukup diacungi jempol, untuk pengemudi dan juga penumpang depan akan sangat mendapat pandangan yang jelas ketika mengendarai Brio dengan desain pilar yang ramping dan jendela yang cukup lebar. Sektor kaki-kaki terbukti dapat menghadirkan kenyamanan tersediri saat bermanuver meski ketika melintas medan yang tak rata atau gelobang, guncangan yang timbulkan akan cukup terasa juga karena efek penggunaan dimensi pelek yang kecil.
Fitur
Sebagai pendatang baru, si baby Jazz ini memiliki fitur yang lumayan lengkap, bahkan dalam segi keselamatan Brio mungkin yang terdepan di kelasnya. Mulai dari fitur ABS+EBD, teknologi G-COn+ACE yang mampu menyerap benturan serta perlindungan menyeluruh pada kabin penumpang, SRS Airbags pada bagian pengendara dan punumpang depan, Pedestrian proctection dan juga petensioner lengkap dengan load limiter seatbelat yang mempu mengencang ketika terjadi benturan dan mengendur kembali.
Selain itu, Honda Brio juga datang dengan kelengkapan saran hiburan layaknya audio system double DIN yang telah terintegrasi dengan Compact Disc + Aux input + USB Port + Bluetooh Ready + Made for iPod & iPhone.
Price
Honda Brio memang diluar ekspektasi bagi saya pribadi sebagai kendaraan city car. Baik dari desain, performa dan sisi konsumsi bahan bakarnya terbilang hampir memuaskan. Mengenai harga, Honda membandrol Brio mulai dari Rp 149 - 170 juta untuk varan tertingginya. Namun begitu terjadi pro kontra karena sebagian orang berpendapat harga yang ditawarkan lumayan tinggi dibandingkan para kompetitornya.
SOURCEL: BOSMOBIL.com